Sabtu, 22 Maret 2014

DIVERSIFIKASI PRODUK

Diversifikasi ialah usaha memperluas macam barang yang akan dijual dan merupakan sebuah strategi perusahaan untuk menaikkan penetrasi pasar. Ini merupakan usaha yang berlawanan dengan spesialisasi. Ada berbagai alasan-alasan yang mendorong suatu perusahaan mengadakan diversifikasi produk. Keinginan mengadakan perluasan usaha menjadi pendorong utama. Kegiatan menjadi serba besar, kemungkinan mendapatkan keuntungan juga akan lebih besar, karena diproduksikan sejumlah besar barang yang dibutuhkan konsumen atau paling tidak pendapatan stabil, Sebab kerugian menjual barang yang satu dapat ditutup dengan keuntungan menjual barang yang lain.
Diversifikasi produk adalah upaya yang dilakukan pengusaha/produsen/perusahaan untuk mengusahakan atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya. Diversifikasi sebagai salah satu alternatif strategi korporasi dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis: konsentrik, konglomerate, dan horisontal. Ketiga jenis diversifikasi tersebut termasuk dalam kelompok alternatif strategi dalam membangun Grand Strategy (Porter, 1997), yang dimaksudkan untuk memberi arah dan landasan bagi upaya koordinasi dan pencapaian sasaran jangka panjang. Dari pendekatan lain, diversifikasi dapat pula dibedakan ke dalam dua tipe: terkait (related diversification) dan tak terkait (unrelated diversification). Keterkaitan mengacu pada hubungannya dengan bisnis utama yang sedang digeluti, atau beberapa bisnis yang membentuk rantai nilai (value chain) dalam suatu kelompok usaha. Beberapa persoalan krusial dalam diversifikasi antara lain kapan sebaiknya perusahaan melakukan diversifikasi, bagaimana manajer menciptakan value melalui diversifikasi, apa saja pilihan bisnis yang dapat diambil, dan bagaimana strategi untuk memasuki bisnis baru dalam konteks diversifikasi (Rumelt, 1974).
Alasan perusahaan melakukan Strategi Diversifikasi
a)      Internal dan Eksternal
Sebagian besar perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi ketika menghasilkan sumber daya keuangan yang melebihi (in excess) dari jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan keunggulan daya saing (competitive advantage) bisnis utamanya. Terdapat dua alasan diversifikasi, yaitu internal dan eksternal yang merupakan dorongan (inducement) bagi pertumbuhan. External inducement merupakan dorongan dari yang memberi peluang bagi dibukanya bisnis baru., seperti munculnya Internet membuka peluang bagi penerbit koran cetak untuk membua bisnis layanan koran online. Dalam hal lain dorongan luar dapat pula dalam bentuk ancaman yang kemudian ditanggapi dengan membentuk usaha baru.
Contoh klasik fenomena ini ketika perusahaan operator telekomunikasi ramai – ramai memasuki bisnis layanan Voice Over IP (VoIP) ketika menyadari bahwa pendapatan mereka cenderung turun setelah munculnya layanan VoIP yang lebih efisien dibandingkan dengan teknologi sirkuit switch. Internal inducement, di lain pihak, adalah kondisi di dalam perusahaan yang memberi sinyal untuk diversifikasi disebabkan oleh kesadaran bahwa perusahaan tidak lagi mampu melayani pasar yang sedang digelutinya, atau keinginan untuk mendayagunakan resource base yang ada.
b)      Ruang lingkup ekonomi
Dalam perkembangannya, alasan lain dari diversifikasi berkisar dari upaya tradisional untuk peningkatan efisiensi seperti eksploitasi lingkup ekonomis (economic of scope), dan mendisiplinkan manajer yang kinerjanya kurang baik, hingga mendasari kebutuhan untuk mengatasi munculnya masalah-masalah baru seperti penyalahgunaan kewenangan oleh manajer puncak. Diversifikasi yang dimaksudkan untuk mencapai skala ekonomis maupun lingkup ekonomis dilakukan dalam dua cara: menjual produk sejenis (similar products) atau menjual kepada pasar yang sama (similar market). Perusahaan dengan tingkat keanekaragaman produk dan pasar yang rendah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyebarkan kemampuannya dan mengeksploitasi lingkup ekonomis dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat keanekaragaman produk dan pasarnya tinggi. Selain alasan untuk memperoleh economies of scope, ada tiga alasan lain untuk diversifkasi: sinergi keuangan (financial synergies), economizing on transaction costs, dan memenuhi objektif manajerial. Sinergi keuangan dilandasi pada pemikiran bahwa untuk mencapai sukses jangka panjang, suatu perusahaan yang sedang tumbuh memerlukan portofolio bisnis yang menjamin kecukupan dan kestabilan arus kas agar dapat mendanai semua aktivitas perusahaan (Hitt, et al. 2001).
c)      Insentif dan Sumberdaya
Strategi portofolio memungkinkan perusahaan induk memanfaatkan profit yang diperoleh suatu unit bisnis untuk mensubsidi unit bisnis lainnya. Namun demikian strategi semacam ini tidak menciptakan nilai tambah kepada pemilik perusahaan (share holders). Jika demikian, pemilik perusahaan dapat melakukan diversifikasi sendiri tanpa keterlibatan manajer perusahaan. Meskipun economies of scope sebagian besar menjadi alasan utama diversifikasi, permasalahan biaya transaksi (transaction costs) juga relevan disebut sebagai alasan lain bila diversifikasi dilakukan melalui merger dan akuisisi. Perusahaanmultiproduct merupakan pilihan efisien ketika koordinasi di antara perusahaan yang beroperasi secara independen sulit dilakukan oleh adanya permasalahan biaya transaksi dan persoalan-persoalan lain yang tersembunyi. Persoalan biaya transaksi muncul mana kala proses produksi melibatkan sejumlah aset khusus seperti Sumber Daya Manusia (SDM), Standard Operating Procedures (SOP), dan lainnya yang sifatnya proprietary.
d)     Motif Manajerial
Alasan manajerial untuk melakukan diversifikasi berorientasi pada kepentingan untuk menjaga dan memperluas posisi eksekutif dalam membuat keputusan dari pada motif peningkatan efisiensi atau menambah kekayaan pemegang saham. Dalam hal seperti ini, diversifikasi efisien untuk manajer, tetapi tidak efisien untuk pemegang saham. Untuk mengurangi resiko kehilangan pekerjaan manajer terpaksa harus mengurangi resiko berkinerja buruk, salah satu caranya adalah melalui akuisisi tak terkait. Namun demikian masih ada sisi positif yang didapat dari motif manajer dalam melakukan diversifikasi. Diversifikasi tak terkait yang dihasilkan dari keputusan manajer dapat meningkatkan insentif dengan mengurangi biaya motivasi manajer dalam skema pay-for-performance. Lingkup ekonomi dapat dicapai melalui penyebaran ketrampilan manajemen puncak yang tergolong langka ke dalam bisnis lain yang tidak terkait dengan bisnis utama.

Contoh :
1. PT Unilever memiliki program CSR berupa pendampingan terhadap petani kedelai. Bagi petani program ini dapat meningkatkan kualitas produk dan menjamin kelancaran distribusi bagi PT Unilever program ini akan menjamin pasokan bahan baku untuk produksi PT Unilever yang menggunakan kedelai. Corporate Social Responsibility (CSR) .
2. PT Djarum melaksanakan program CSR dibidang bulutangkis dengan membuat klub, memberikan beasiswa, rutin melaksanakan lomba dan mensponsori kegiatan turnamen bulutangkis baik nasional maupun internasional.
3. Persaingan industri telekomunikasi selular di Indonesia.
Kita dapat melihat bahwa hampir semua operator selular melakukan intensifikasi promosi baik secara above the line maupun below the line campaign. Hal ini diyakini bahwa pasar selular Indonesia masih akan terus tumbuh, demandnya akan terus meningkat. Produk‐produk utama yang mereka tawarkan  bukanlah produk‐produk yang benar‐benar memiliki nilai yang baru, pasar dimana mereka berusaha
melakukan penetrasi secara intensif juga adalah pasar yang secara umum sudah mereka kuasai.
Bagaimana menjadi penguasa market share terbesar dalam pasar yang diyakini demandnya masih akan terus meningkat adalah menjadi fokus utama dipilihnya strategi penetrasi pasar ini.

CONTOH LAIN:
Alur diversifikasi produk perusahaan SAMSUNG sebagai contoh.
berikut alur diversifikasi produk perusahaan SAMSUNG
1970-1979 : Melakukan Diversifikasi Industri dan Elektronika
Pada tahun 1970-an, Samsung meletakkan dasar-dasar strategis untuk pertumbuhan perusahaan di masa mendatang dengan cara berinvestasi di dalam industri berat, industri kimia, dan industri petrokimia.
Selama kurun waktu tersebut, perusahaan juga mengambil langkah untuk meningkatkan posisi persaingannya di sektor industri tekstil dunia, dengan menggabungkan proses produksi dari bahan mentah menjadi produk jadi. Hasilnya, banyak perusahaan baru didirikan termasuk Samsung Heavy Industries Company pada 1974, dan Samsung Shipbuilding dan Samsung Precision Company (kini dikenal sebagai Samsung Techwin) di tahun 1977.
Pertumbuhan besar-besaran lainnya untuk Samsung datang dari bisnis peralatan elektronik rumah tangga yang semakin meningkat. Samsung Electronics, yang kini telah menjadi produsen utama di pasar Korea, mulai mengekspor produk-produknya untuk pertama kalinya pada periode ini. Samsung juga memperoleh 50 persen saham Korea Semiconductor, yang selanjutnya memperkuat posisi Samsung Electronics sebagai pemimpin manufaktur semikonduktor.
1970-1979 Melakukan Diversifikasi Industri dan Elektronika 1979
* Memulai produksi masal oven microwave
1978
* TV hitam putih ke-4 juta diproduksi (paling banyak di dunia)
1977
* Samsung Precision Co. didirikan (kini Samsung Techwin)
* Memulai ekspor televisi berwarna
* Samsung Fine Chemicals didirikan
* Samsung Construction didirikan
1976
* TV hitam putih ke-1 juta diproduksi
1974
* Samsung Heavy Industries didirikan
* Samsung Petrochemical didirikan
* Memulai produksi mesin cuci dan kulkas
1972
• Memulai produksi TV hitam putih untuk penjualan local

Senin, 17 Maret 2014

Analisa SWOT pada Pusat Oleh-oleh Bali

Khrisna Oleh-oleh Bali

Strength :
·         menawarkan berbagai macam jenis makanan kecil khas Bali, kerajinan tangan, bed cover, pernak pernik, tas kreasi, silver, lukisan, seni pahat, anyaman khas Bali, dan masih banyak produk-produk hasil karya para pengrajin Bali, yang tidak kalah menariknya yaitu beranekaragam design T-Shirt kartun tentang Bali yang merupakan produksi sendiri yang unik, lucu, dan menarik.
·         sebagian besar  produk adalah buatan sendiri.
·         lokasi strategis, karena outlet Krisna Oleh-oleh Bali tersebar di beberapa daerah di Denpasar seperti di Tuban, Sunset Road, Nusa Kambangan, dan sekarang juga sudah merambah ke daerah luar Denpasar seperti Singaraja.
·         Dari segi pelayanan sangat ramah, dan lebih mengutamakan kenyamanan dari para pengunjung (konsumen)
·         Selain pelayanan yang ramah, tempatnya juga sangat bersih dan tersusun dengan rapi sehingga para pembeli dapat dengan mudah menemukan barang yang mereka cari. Selain itu juga tempat belanja Krisna oleh-oleh bali ini memiliki cirri khas Pulau Dewata Bali yang menarik para konsumen
·         Krisna oleh-oleh bali juga menyediakan beberapa fasilitas bagi konsumen seperti ruang tunggu, restoran, musola, dan food corner.
·         Keamanan dari krisna oleh-oleh bali dilengkapi dengan adanya CCTV di setiap sudut ruangan

Weakness :
·         Harga setiap produk merupakan harga tetap yang tidak bisa ditawar
·         Akses menuju Krisna Oleh-oleh Bali masih terbilang sulit dikarenan jalanan Denpasar yang macet
·         Tempat parkir di beberapa outlet Krisna masih terbilang sempit

Opportunity :
·         Untuk mengakses informasi mengenai Krisna Oleh-oleh Bali lebih mudah dengan adanya website www.krisna.co.id
·         Tempat yang strategis
·         Berlokasi di Bali dimana banyak wisatawan yang datang ke Bali

Threat :
·         Banyaknya pusat oleh-oleh lain di Bali seperti Erlangga dan Jogger
·         Masih banyak wisatawan yang lebih memilih datang ke pasar tradisional seperti Pasar Seni Sukawati karena harga disna relatif murah dan bisa ditawar.


Erlangga

Strength :
·         Erlangga satu adalah salah satu toko oleh-oleh di Denpasar yang menjual berbagai jenis produk untuk oleh-oleh. Dimulai dari pakaian anak kecil hingga pakaian orang dewasa, seperti: celana, baju kaos, daster, baju barong, dan lain-lain; terdapat juga aneka model tas, sandal, ikat pinggang, dan berbagai souvenir, serta lukisan yang sangat identik dengan Bali sebagai salah satu pulau terindah di dunia
·         Selain Erlangga 1, toko Erlangga membuka cabang lain yang bernama Erlangga produk yang dijualpun sama, Namun bedanya, di Erlangga 2 kita lebih leluasa berbelanja, selain karena tokonya yang luas, produk yang dijualpun lebih banyak.
·         Cocok bagi para rombongan tour karena parkir yang disediakan luas
·         Selain parkiran yang luas, adapun beberapa fasilitas lain yang disediakan toko ini, seperti food court, mushola, dan pijat refleksi, adapula tempat untuk mengepak barang belanjaan yang rawan rusak, seperti lukisan, dan beberapa produk lainnya.
·         Harga dari produk yang dijual termasuk murah berkisar dari Rp 5.000,- hingga Rp 300.000,- dan kualitas produknya walaupun bukan yang nomer 1 tetapi cukup baik dan nyaman untuk dikenakan

Weakness :
·         Sama seperti di Krisna, harga disini merupakan harag tetap dan tidak bisa ditawar
·         Jika dibandingkan Krisna, parkir yang disediakan di erlangga 1 masih cukup sempit

Opportunity :
·         Cabang erlangga 2 yang terletak di tempat yang lebih strategis serta lahan parkir yang lebih luas

Threats :
·         Sebelum dibukanya toko Krisna, Erlangga ini sangat terkenal untuk membeli oleh-oleh. Tapi setelah toko Krisna ini buka, maka pengunjung pun tersedot ke Krisna. Dari segi harga maupun produk yang tersedia, mirip dengan Krisna.


Pasar Seni Sukawati

Strength :
·         Telah berdiri semenjak tahun 1980 dan sudah dikenal di seluruh dunia
·         Terletak di daerah Gianyar, sekitar 1 jam dari Denpasar. Terdapat Sukawati 1 dan Sukawati 2 (sekitar 5 km dari Sukawati 1)
·         Harga yang ditawarkan lebih murah, dan dapat ditawar 1/3 dari harga awal
·         Penjual disini mengharapkan ‘penglaris‘ untuk membawa keberuntungan untuk dagangan mereka. Penglaris adalah pembeli pertama, jadi kalau Anda pembeli pertama. Anda dapat menekan harga dibawah harga pasaran, karena mereka pantang untuk tidak terjadi transaksi pada pembeli pertama
·         Pasar ini menjual berbagai kerajinan seni khas Bali seperti sandal manik-manik, pakaian, tas, lukisan, patung kayu dan lain – lain
·         Pasar Sukawati bebas copet. Hal ini berkaitan dengan konsep Kharma Pala yang dianut masyarakat Bali. Penjual di Pasar Sukawati tidak berani mengambil barang milik tetangganya atau barang-barang pengunjung karena mereka percaya bahwa nanti akan ada balasan yang lebih kejam.
·         Memiliki daya tarik wisata yang tinggi karena pasar sukawati masih sangat tradisional

Weakness :
·         Tempatnya terlalu luas dan banyak kios-kios yang menawarkan barang dengan harga murah dimana hal ini dapat membuat konsumen kebingungan
·         Karena ramai pengunjung membuat tempat ini menjadi penuh sesak selain itu tidak ada fasilitas seperti AC
·         Banyak juga penjual yang menarik harga lebih tinggi dari harga aslinya kepada konsumen yang tidak pintar dalam tawar-menawar

Opportunity :
·         Pasar sukawati merupakan pasar tradisional yang telah berdiri sangat lama dan terkenal di kalangan wisatawan mancanegara.
·         Memiliki daya tarik tersendiri yang memikat wisatawan luar negri untuk datang ke sini

Threat :
·         Semakin banyaknya pusat oleh-oleh yang bermunculan seperti Krisna dan Erlangga dimana mereka memiliki fasilitas yang lebih baik
·         Penataan pasar yang masih kacau dan penuh sesak
·         Persaingan ketat yang terjadi antar penjual


Kesimpulan:

Dari analisis SWOT diatas, Krisna memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan Erlangga dan Pasar Sukawati. Jika dibandingkan dengan Erlangga, Krisna memiliki fasilitas dan tingkat kenyamanan yang tinggi bagi konsumen, mulai dari lahan parkir yang luas, hingga keamanan yang dilengkapi dengan cctv. Sebenarnya Erlangga hampir sama dengan Krisna, tapi masyarakat cenderung lebih mengenal Krisna daripada Erlangga karena promosi dari Krisna cukup kuat yaitu didukung dengan adanya website yang membantu konsumen dalam mencari informasi seputar krisna.
Sedangkan untuk Pasar Seni Sukawati, memang sudah memiliki nama yang dikenal oleh wisatawan mancanegara, namun karena tempat dan fasilitas yang disediakan masih terbilang kurang dan tidak nyaman maka msyarakat lebih memilih untuk berbelanja di Krisna atau Erlangga.

Strategi Cakupan Pasar

1. Pemasaran Serba Sama (undifferentiated marketing)

Strategi pemasaran undifferentiated marketing  ini, hanya menawarkan satu macam produk dan mencakup seluruh pasar. perusahaan bertujuan untuk menanamkan image kuat produknya kepada para konsumen, tanpa membedakan target pasar. Umumnya, perusahaan melihat pangsa pasar secara keseluruhan tanpa membedakan target pasar tertentu. 
Pemasaran tanpa membedakan target pasar dipilih para pelaku bisnis, karena strategi ini biayanya lebih kecil dibandingkan pemasaran dengan membedakan target pasar. Pemasaran tanpa membedakan target pasar lebih  mengandalkan produksi, distribusi dan strategi promosi secara massal, sehingga bisa menghemat biaya.

Namun, strategi pemasaran undifferentiated marketing (pemasaran tanpa pembeda) tersebut juga memiliki kekurangan. Karena mayoritas pelaku bisnis yang tidak membedakan konsumen, maka para pelaku bisnis akan memilih target pasar yang paling luas untuk menawarkan produknya. Tentunya, jika banyak pelaku bisnis yang memilih cara marketing tersebut, maka persaingan bisnis pun semakin ketat.

2. Strategi pemasaran dengan pembeda ( differentiated marketing )

Adalah strategi marketing dengan membedakan target pasar sesuai kebutuhan konsumen. Berbagai variasi kebutuhan yang dibutuhkan para konsumen, menjadi faktor pendorong pelaku bisnis membedakan target pasar mereka. Jika pemasaran tanpa pembeda hanya memproduksi satu macam produk, pemasaran dengan pembeda memproduksi berbagai macam produk yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat para konsumen.
Pembedaan produk bisa dilihat berdasarkan letak geografis konsumen, style atau gaya hidup, umur , jenis kelamin, tingkat pendapatan, bahkan bisa juga dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan para konsumen . Upaya pembedaan target pasar ini bertujuan agar loyalitas konsumen terhadap suatu produk lebih kuat, karena perusahaan menawarkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Pembedaan target pasar dapat dicontohkan dari produk mie instan, mereka mengembangkan usahanya dengan membedakan varian rasa produk berdasarkan selera para konsumen.
Jika dibandingkan dengan pemasaran tanpa pembeda, strategi pemasaran dengan pembeda membutuhkan biaya yang lebih besar. Karena dibutuhkan biaya untuk riset produk baru, proses produksinya yang lebih besar, serta peningkatan biaya untuk riset pasar. Meskipun demikian, pemasaran dengan pembeda lebih disenangi para pelaku usaha. Sebab dengan  differentiated marketing, produk mereka memiliki daya tarik yang lebih kuat dibandingkan produk yang dipasarkan para pesaing.

3. Strategi pemasaran terkonsentrasi ( concentrated marketing )
Berbeda dengan strategi pemasaran yang membedakan konsumen sesuai dengan kebutuhan, pemasaran terkonsentrasi hanya fokus memasarkan produknya kepada satu atau beberapa kelompok pembeli saja.  Sehingga pemasaran produk hanya ditujukan kepada kelompok pembeli yang paling berpotensi. Seperti produk Tropicana Slim, gula rendah kalori dan bebas gula ini lebih fokus kepada para konsumen yang ingin menjaga kesehatannya terutama bagi para penderita diabetes.
Dengan fokus pada kelompok tertentu, perusahaan yang menggunakan strategi pemasaran ini berusaha menawarkan produk yang terbaik bagi target pasar mereka. Sehingga spesifikasi image produk yang ditawarkan dapat tertanam pada konsumen yang menjadi sasaran pasarnya. Selain itu pemasaran terkonsentrasi juga lebih menghemat biaya, baik biaya produksi, biaya distribusi maupun biaya promosi. Sebab semuanya hanya fokus pada satu atau dua kelompok konsumen saja.
Tetapi ada juga kelemahan dari pemasaran konsentrasi, bahkan resikonya lebih besar dari pemasaran tanpa pembeda maupun pemasaran dengan pembeda. Bila target pasar yang menjadi fokus pemasaran tiba – tiba beralih ke perusahaan pesaing dengan fokus yang sama, maka Anda akan kehilangan satu – satunya ladang konsumen yang Anda miliki. Besarnya resiko yang ada, membuat pemilik perusahaan lebih memilih memasarkan produknya ke beberapa target pasar.