Diversifikasi ialah
usaha memperluas macam barang yang akan dijual dan merupakan sebuah strategi
perusahaan untuk menaikkan penetrasi pasar. Ini merupakan usaha yang berlawanan
dengan spesialisasi. Ada berbagai alasan-alasan yang mendorong suatu perusahaan
mengadakan diversifikasi produk. Keinginan mengadakan perluasan usaha menjadi
pendorong utama. Kegiatan menjadi serba besar, kemungkinan mendapatkan
keuntungan juga akan lebih besar, karena diproduksikan sejumlah besar barang
yang dibutuhkan konsumen atau paling tidak pendapatan stabil, Sebab kerugian
menjual barang yang satu dapat ditutup dengan keuntungan menjual barang yang
lain.
Diversifikasi produk
adalah upaya yang dilakukan pengusaha/produsen/perusahaan untuk mengusahakan
atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah
dipasarkan sebelumnya. Diversifikasi sebagai salah satu alternatif strategi
korporasi dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis: konsentrik, konglomerate,
dan horisontal. Ketiga jenis diversifikasi tersebut termasuk dalam kelompok
alternatif strategi dalam membangun Grand Strategy (Porter, 1997),
yang dimaksudkan untuk memberi arah dan landasan bagi upaya koordinasi dan
pencapaian sasaran jangka panjang. Dari pendekatan lain, diversifikasi dapat
pula dibedakan ke dalam dua tipe: terkait (related diversification) dan tak
terkait (unrelated diversification). Keterkaitan mengacu pada hubungannya
dengan bisnis utama yang sedang digeluti, atau beberapa bisnis yang membentuk
rantai nilai (value chain) dalam suatu kelompok usaha. Beberapa persoalan
krusial dalam diversifikasi antara lain kapan sebaiknya perusahaan melakukan
diversifikasi, bagaimana manajer menciptakan value melalui diversifikasi, apa
saja pilihan bisnis yang dapat diambil, dan bagaimana strategi untuk memasuki
bisnis baru dalam konteks diversifikasi (Rumelt, 1974).
Alasan perusahaan melakukan Strategi Diversifikasi
a) Internal dan
Eksternal
Sebagian besar
perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi ketika menghasilkan
sumber daya keuangan yang melebihi (in excess) dari jumlah yang dibutuhkan
untuk mempertahankan keunggulan daya saing (competitive advantage) bisnis
utamanya. Terdapat dua alasan diversifikasi, yaitu internal dan eksternal yang
merupakan dorongan (inducement) bagi pertumbuhan. External inducement merupakan
dorongan dari yang memberi peluang bagi dibukanya bisnis baru., seperti
munculnya Internet membuka peluang bagi penerbit koran cetak untuk membua
bisnis layanan koran online. Dalam hal lain dorongan luar dapat pula dalam
bentuk ancaman yang kemudian ditanggapi dengan membentuk usaha baru.
Contoh klasik
fenomena ini ketika perusahaan operator telekomunikasi ramai – ramai memasuki
bisnis layanan Voice Over IP (VoIP) ketika menyadari bahwa pendapatan
mereka cenderung turun setelah munculnya layanan VoIP yang lebih
efisien dibandingkan dengan teknologi sirkuit switch. Internal inducement,
di lain pihak, adalah kondisi di dalam perusahaan yang memberi sinyal untuk
diversifikasi disebabkan oleh kesadaran bahwa perusahaan tidak lagi mampu
melayani pasar yang sedang digelutinya, atau keinginan untuk mendayagunakan resource
base yang ada.
b) Ruang lingkup
ekonomi
Dalam
perkembangannya, alasan lain dari diversifikasi berkisar dari upaya tradisional
untuk peningkatan efisiensi seperti eksploitasi lingkup ekonomis (economic of
scope), dan mendisiplinkan manajer yang kinerjanya kurang baik, hingga
mendasari kebutuhan untuk mengatasi munculnya masalah-masalah baru seperti
penyalahgunaan kewenangan oleh manajer puncak. Diversifikasi yang dimaksudkan
untuk mencapai skala ekonomis maupun lingkup ekonomis dilakukan dalam dua cara:
menjual produk sejenis (similar products) atau menjual kepada pasar yang sama (similar
market). Perusahaan dengan tingkat keanekaragaman produk dan pasar yang rendah
memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyebarkan kemampuannya dan
mengeksploitasi lingkup ekonomis dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat
keanekaragaman produk dan pasarnya tinggi. Selain alasan untuk memperoleh economies
of scope, ada tiga alasan lain untuk diversifkasi: sinergi keuangan (financial
synergies), economizing on transaction costs, dan memenuhi objektif
manajerial. Sinergi keuangan dilandasi pada pemikiran bahwa untuk mencapai
sukses jangka panjang, suatu perusahaan yang sedang tumbuh memerlukan
portofolio bisnis yang menjamin kecukupan dan kestabilan arus kas agar dapat
mendanai semua aktivitas perusahaan (Hitt, et al. 2001).
c) Insentif dan
Sumberdaya
Strategi portofolio
memungkinkan perusahaan induk memanfaatkan profit yang diperoleh suatu unit
bisnis untuk mensubsidi unit bisnis lainnya. Namun demikian strategi semacam
ini tidak menciptakan nilai tambah kepada pemilik perusahaan (share holders).
Jika demikian, pemilik perusahaan dapat melakukan diversifikasi sendiri tanpa
keterlibatan manajer perusahaan. Meskipun economies of scope sebagian
besar menjadi alasan utama diversifikasi, permasalahan biaya transaksi (transaction
costs) juga relevan disebut sebagai alasan lain bila diversifikasi dilakukan
melalui merger dan akuisisi. Perusahaanmultiproduct merupakan pilihan
efisien ketika koordinasi di antara perusahaan yang beroperasi secara
independen sulit dilakukan oleh adanya permasalahan biaya transaksi dan
persoalan-persoalan lain yang tersembunyi. Persoalan biaya transaksi muncul
mana kala proses produksi melibatkan sejumlah aset khusus seperti Sumber Daya
Manusia (SDM), Standard Operating Procedures (SOP), dan lainnya yang
sifatnya proprietary.
d) Motif Manajerial
Alasan manajerial
untuk melakukan diversifikasi berorientasi pada kepentingan untuk menjaga dan
memperluas posisi eksekutif dalam membuat keputusan dari pada motif peningkatan
efisiensi atau menambah kekayaan pemegang saham. Dalam hal seperti ini,
diversifikasi efisien untuk manajer, tetapi tidak efisien untuk pemegang saham.
Untuk mengurangi resiko kehilangan pekerjaan manajer terpaksa harus mengurangi
resiko berkinerja buruk, salah satu caranya adalah melalui akuisisi tak
terkait. Namun demikian masih ada sisi positif yang didapat dari motif manajer
dalam melakukan diversifikasi. Diversifikasi tak terkait yang dihasilkan dari
keputusan manajer dapat meningkatkan insentif dengan mengurangi biaya motivasi
manajer dalam skema pay-for-performance. Lingkup ekonomi dapat dicapai
melalui penyebaran ketrampilan manajemen puncak yang tergolong langka ke dalam
bisnis lain yang tidak terkait dengan bisnis utama.
Contoh
:
1. PT Unilever memiliki program CSR berupa pendampingan terhadap petani kedelai. Bagi petani program ini dapat meningkatkan kualitas produk dan menjamin kelancaran distribusi bagi PT Unilever program ini akan menjamin pasokan bahan baku untuk produksi PT Unilever yang menggunakan kedelai. Corporate Social Responsibility (CSR) .
2. PT Djarum melaksanakan program CSR dibidang bulutangkis dengan membuat klub, memberikan beasiswa, rutin melaksanakan lomba dan mensponsori kegiatan turnamen bulutangkis baik nasional maupun internasional.
3. Persaingan industri telekomunikasi selular di Indonesia.
Kita dapat melihat bahwa hampir semua operator selular melakukan intensifikasi promosi baik secara above the line maupun below the line campaign. Hal ini diyakini bahwa pasar selular Indonesia masih akan terus tumbuh, demandnya akan terus meningkat. Produk‐produk utama yang mereka tawarkan bukanlah produk‐produk yang benar‐benar memiliki nilai yang baru, pasar dimana mereka berusaha
melakukan penetrasi secara intensif juga adalah pasar yang secara umum sudah mereka kuasai.
Bagaimana menjadi penguasa market share terbesar dalam pasar yang diyakini demandnya masih akan terus meningkat adalah menjadi fokus utama dipilihnya strategi penetrasi pasar ini.
CONTOH LAIN:
1. PT Unilever memiliki program CSR berupa pendampingan terhadap petani kedelai. Bagi petani program ini dapat meningkatkan kualitas produk dan menjamin kelancaran distribusi bagi PT Unilever program ini akan menjamin pasokan bahan baku untuk produksi PT Unilever yang menggunakan kedelai. Corporate Social Responsibility (CSR) .
2. PT Djarum melaksanakan program CSR dibidang bulutangkis dengan membuat klub, memberikan beasiswa, rutin melaksanakan lomba dan mensponsori kegiatan turnamen bulutangkis baik nasional maupun internasional.
3. Persaingan industri telekomunikasi selular di Indonesia.
Kita dapat melihat bahwa hampir semua operator selular melakukan intensifikasi promosi baik secara above the line maupun below the line campaign. Hal ini diyakini bahwa pasar selular Indonesia masih akan terus tumbuh, demandnya akan terus meningkat. Produk‐produk utama yang mereka tawarkan bukanlah produk‐produk yang benar‐benar memiliki nilai yang baru, pasar dimana mereka berusaha
melakukan penetrasi secara intensif juga adalah pasar yang secara umum sudah mereka kuasai.
Bagaimana menjadi penguasa market share terbesar dalam pasar yang diyakini demandnya masih akan terus meningkat adalah menjadi fokus utama dipilihnya strategi penetrasi pasar ini.
CONTOH LAIN:
Alur
diversifikasi produk perusahaan SAMSUNG sebagai contoh.
berikut alur diversifikasi produk perusahaan
SAMSUNG
1970-1979 : Melakukan Diversifikasi Industri dan Elektronika
1970-1979 : Melakukan Diversifikasi Industri dan Elektronika
Pada tahun 1970-an, Samsung meletakkan
dasar-dasar strategis untuk pertumbuhan perusahaan di masa mendatang dengan
cara berinvestasi di dalam industri berat, industri kimia, dan industri
petrokimia.
Selama kurun waktu tersebut, perusahaan juga
mengambil langkah untuk meningkatkan posisi persaingannya di sektor industri
tekstil dunia, dengan menggabungkan proses produksi dari bahan mentah menjadi
produk jadi. Hasilnya, banyak perusahaan baru didirikan termasuk Samsung Heavy
Industries Company pada 1974, dan Samsung Shipbuilding dan Samsung Precision
Company (kini dikenal sebagai Samsung Techwin) di tahun 1977.
Pertumbuhan besar-besaran lainnya untuk Samsung datang dari bisnis peralatan elektronik rumah tangga yang semakin meningkat. Samsung Electronics, yang kini telah menjadi produsen utama di pasar Korea, mulai mengekspor produk-produknya untuk pertama kalinya pada periode ini. Samsung juga memperoleh 50 persen saham Korea Semiconductor, yang selanjutnya memperkuat posisi Samsung Electronics sebagai pemimpin manufaktur semikonduktor.
1970-1979 Melakukan Diversifikasi Industri dan Elektronika 1979
Pertumbuhan besar-besaran lainnya untuk Samsung datang dari bisnis peralatan elektronik rumah tangga yang semakin meningkat. Samsung Electronics, yang kini telah menjadi produsen utama di pasar Korea, mulai mengekspor produk-produknya untuk pertama kalinya pada periode ini. Samsung juga memperoleh 50 persen saham Korea Semiconductor, yang selanjutnya memperkuat posisi Samsung Electronics sebagai pemimpin manufaktur semikonduktor.
1970-1979 Melakukan Diversifikasi Industri dan Elektronika 1979
* Memulai produksi masal oven microwave
1978
* TV hitam putih ke-4 juta diproduksi (paling
banyak di dunia)
1977
* Samsung Precision Co. didirikan (kini Samsung
Techwin)
* Memulai ekspor televisi berwarna
* Samsung Fine Chemicals didirikan
* Samsung Construction didirikan
* Memulai ekspor televisi berwarna
* Samsung Fine Chemicals didirikan
* Samsung Construction didirikan
1976
* TV hitam putih ke-1 juta diproduksi
1974
* Samsung Heavy Industries didirikan
* Samsung Petrochemical didirikan
* Memulai produksi mesin cuci dan kulkas
* Samsung Petrochemical didirikan
* Memulai produksi mesin cuci dan kulkas
1972
• Memulai produksi TV hitam putih untuk
penjualan local
Sumber:
http://www.samsung.com
http://www.samsung.com